Sabtu, 19 Juli 2008

Teknologi Agrisonic dalam Meningkatkan Hasil Pertanian


Agrisonic adalah teknologi di bidang pertanian yang merupakan perpaduan antara audio frekuensi dan nutrisi tanaman. Speaker yang menempel di atas sebatang besi berfungsi untuk mengeluarkan aneka suara, yang menyerupai suara asli yang ada di alam, seperti suara serangga, jangkrik, burung sriti, pengeret, kodok, air ataupun angin.

Ternyata, suara-suara asli itu sangat berguna bagi tanaman. Suara itu mampu merangsang terbukanya mulut daun atau stomata, sehingga daun bisa maksimal menyerap nutrisi. Ini merupakan teknologi yang alami dan tidak memaksa tanaman untuk meyerap nutrisi yang diberikan.

Teknologi pertanian Agrisonic tidak dihasilkan secara serta merta. Butuh waktu 20 tahun untuk merangkai temuan ini. Agrisonic pertama kali ditemukan di daerah Minnesota, Amerika Serikat, oleh Dr. Dan Carlson. Di negara asalnya, teknologi ini dinamakan Sonic Bloom.

Dalam penelitiannya, Dr. Dan Carlson mencoba mencari tahu apa yang dibutuhkan oleh tanaman. Ia sangat sadar, pertambahan manusia yang begitu pesat harus diikuti dengan peningkatan produksi pertanian. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi yang mampu meningkatkan hasil pertanian, baik secara kualitas maupun kuantitas.

Diakhir penelitiannya, Dr. Dan Carlson berkesimpulan, selain asupan makanan yang diberikan lewat pupuk, tanaman memerlukan keutuhan ekosistem yang mendukung pertumbuhannya. Termasuk suasana alami dan tambahan nutrisi organik yang diberikan melalui penyemprotan ke daun.

Sepintas teknologi ini sangat sederhana. Sumber suara berasal dari sepasang speaker, integereted circuit (IC) dan batere 12 volt yang bisa diisi ulang. Alat ini dihidupkan selama 6 jam sehari, terbagi dalam dua periode: pagi dan sore atau malam hari, pada suhu dibawah 27 derajat celcius. Sedangkan nutrisi disemprotkan 45 menit setelha sumber suara dihidupkan.

Menurut Harry Harryanto, presiden Komisaris PT. Interform 73, perusahaan yang melakukan penelitian dan pemasaran Agrisonic di Indonesia yang dikutip dari Majalah Tani Merdeka menyatakan bahwa, ” Untuk setiap tanaman intensitas penyemprotan berbeda-beda. Padi misalnya, disemprotkan 5-6 kali , sedang sayuran setiap 10 hari sekali.” Masih menurut Harry, berdasarkan penelitian yang telah dilakukannya, alat ini mampu menambah produksi tanaman sampai 20%, lebih banyak dibanding tanpa penerapan teknologi Agrisonic.

Comments :

0 comments to “Teknologi Agrisonic dalam Meningkatkan Hasil Pertanian”


Posting Komentar

 

[Get Widget]