Minggu, 02 Oktober 2011

Menilai “Buku” dari Sampulnya?? Gak Salah Kok

Nampaknya kita sudah tidak asing dengan pepatah yang mengatakan, Jangan menilai buku dari sampulnya. Tentunya pepatah ini hanya sebuah kiasan, buku yang dimaksud bukanlah buka sebenarnya. Jadi intinya jangan suka menilai seseorang dari tampak luarnya saja. Tapi kalo menurut pandangan saya, sah-sah aja sih nilai dari “sampul” nya duluan.

Tenang dulu, jangan keburu menilai saya ini orangnya subyektif yang hanya menilai orang dari tampak luarnya saja. Malah sebaliknya kok, saya sangat tidak suka dengan orang yang hanya menilai faktor fisik seseorang saja. Karena saya sendiri merasa dari segi fisik, memang nilai saya hanya rata-rata. Seperti yang kita tahu, manusia itu Allah SWT ciptakan dengan segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tetapi yang jelas Allah SWT berfirman bahwa, “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dengan bentuk yang sebaik-baiknya.” (Q.S. At-Tin: 4)

Kembali ke topik utama yaitu, kenapa saya bilang menilai seseorang dari penampilan luarnya duluan itu gak salah? Untuk menjawab pertanyaan ini akan saya jawab dengan sebuah pertanyaan. Saat bertemu dengan seseorang, indera apa yang pertama kali digunakan? Jawabnya adalah mata. Mata itu Allah SWT ciptakan untuk melihat. Sehingga dengan kata lain aspek pertama dalam sebuah penilaian seseorang adalah aspek visual atau tampak luar. Dari informasi awal yang kita tangkap melalui indera mata kita ini, akan bermunculanlah hipotesa, pandangan, atau penilaian kita terhadap seseorang tersebut.

Jika saat pertama kali kita bertemu, orang tersebut berpenampilan baik, rapi, wangi atau setidaknya tidak berbau tak sedap, pokoknya good looking deh, biasanya mind set yang terbentuk di dalam pikiran kita adalah segala yang baik-baik. Namun bila saat pertama kali bertemu orang tersebut berpenampilan dekil, kudel, and kumel, dan berbau tak sedap, biasanya penilaian kita terhadap orang tersebut akan tidak baik. Jadi gak salah juga bila ada pepatah yang menyatakan: Jatuh cinta pada pandangan pertama.

Namun yang jadi masalah adalah bagaimana kita akan menyikapi “hipotesa awal” dari sedikit informasi yang kita peroleh dari indera mata kita. Dalam sebuah penelitian tentunya sebuah hipotesa itu harus dibuktikan kebenarannya dengan mengumpulkan data dari berbagai aspek dan metode. Setelah membandingkan antara data, fakta, dan hipotesa yang kita miliki, barulah nanti kita dapat menarik simpulan akhir terhadap kasus tersebut.

Begitu pula dalam menilai seseorang. Aspek visual, dalam hal ini yang saya maksud adalah segi fisik seseorang, hanyalah satu aspek dari sekian banyak faktor penilaian yang harusnya kita lalui sebelum mencap orang tersebut. Dari sekian banyak faktor yang perlu dicermati lagi, ada satu aspek yang menurut saya cukup membutuhkan prioritas yang lebih banyak perhatian. Aspek yang saya maksud adalah kepribadian.

Jadi terlalu picik jika seseorang itu menganggap remeh, merendahkan, atau bahkan meng-asing-kan seseorang dari pergaulan hanya karena orang tersebut tidak tampan, tidak cantik, atau dengan segala kekurangan fisik yang ia miliki. Pikir ulang bung !! Anda baru melihat satu aspek saja. Apakah karena dari segi fisik anda lebih “sempurna” sehingga anda mengecilkan orang yang anda anggap “kurang” ?? Betapa menyedihkannya anda !

Simpulan yang dapat kita tarik adalah
Cover buku itu penting, karena cover buku adalah gerbang awal kita dalam menilai buku tersebut. Tapi yang lebih penting adalah isi dari buku tersebut. Kalo covernya hanya berdebu sedikit, bersihin aja beres kan.

Selengkapnya...

Tuna Bumbu Kari with Black Pepper

Serius deh dibanding ikan sarden, saya lebih suka tuna. Walopun lebih mahal tapi emang beneran lebih enak lohh. Sesuai lah pepatah bilang, “Ada mutu ada harga”. Buat sesekali gak apa-apa deh, dari pada bosen menu warteg. Sejak nyobain tuna rasa original kemaren, saya jadi ketagihan. Nahh, jadi cerita nya tadi siang pas lagi di toko swalayan yang ada di mall deket kampus saya, saya ketemu tuna kaleng lagi. Ternyata ada banyak macam variasi bumbu dan rasanya. Jadi bingung sendiri deh mau pilih yang mana. Akhirnya saya putuskan untuk nyobain yang Tuna Bumbu Kari. Gak usah kelamaan prolog yah, kita langsung ke dapur aja deh :

Bumbu Utama:
- Tuna kaleng yang bumbu kari
- Bubuk black pepper
- Bawang merah
- Bawang putih
- Bawang bombay
- Mentega

Cara Memasak:
- Panaskan dan lelehkan mentega di wajan
- Tumis bawang bombay terlebih dahulu, lalu bawang merah dan bawang putih
- Setelah harum, masukkan tuna kaleng
- Aduk hingga merata
- Taburkan bubuk black pepper, lalu aduk kembali
- Setelah kekentalannya cukup, matikan kompor
- Kalo ingin tampilannya lebih menarik dan rasa black pepper lebih terasa, taburkan lagi bubuk black pepper tanpa di aduk
- Tuangkan ke piring, dan Hmm yummy, Tuna Bumbu Kari ala Chef Aan siap disantap

……

Simple kan masak nya? Iya donk soalnya kan bumbu karinya juga udah dicampur duluan dengan tuna kalengnya. Jadi gak repot mesti nambahin bumbu kari sendiri. Tau sendiri lah anak kos gak mau terlalu ribet, ditambah pula peralatan dan bumbu yang juga kurang lengkap. Tapi segitu aja udah enak lohh. Yang jelas di resep ini yang paling saya suka adalah Black Pepper nya. O iya, black pepper itu merica hitam kalo bahasa Indonesianya. Tapi kalo di acara masak di tivi tetep suka disebut black pepper ya. Kalo menurut saya itu membuat makanan nya terdengar lebih lezat. Hehehe, dan faktanya emang jadi lebih lezat :)

Selengkapnya...

Senin, 26 September 2011

Nasi Goreng Tuna ala Chef Aan

Jadi ceritanya pas lagi di mini market yang gak jauh dari tempat kost saya, saya lihat ada tuna kaleng. Hmm nampaknya enak nih kalo masak tuna. Baru dipanasin terus dikasih bumbu dikit aja ini tuna kaleng udah ajib bener rasanya. Apalagi kalo divariasiin nih. Maka jadilah saya kepikiran untuk buat nasgor tuna. Kan lumayan jadi gak mesti beli nasgor yg ada dikantin kampus. Mari kita mulai memasaknya

Bahan Utama:
- 1 porsi nasi putih
- Bawang merah, bawang putih, bawang bombay
- Mentega
- Bumbu nasi goreng siap saji
- Tuna kaleng
- Kecap manis
- Saus tiram

Cara Memasak Tuna Kaleng:
- Panaskan wajan
- Lelehkan mentega, lalu tumis bawang merah dan bawang putih hingga harum
- Masukkan tuna kaleng
- Aduk-aduk hingga merata dan harum
- Angkat dan pindahkan ke mangkok

Cara Memasak Nasgor:
- Lelehkan mentega
- Tumis bawang merah, bawang putih, dan bawang bombay hingga harum
- Bila menggunakan bumbu nasgor siap saji yang basah tumis sekarang, tapi kalo menggunakan bumbu nasgor siap saji yang kering jangan dulu masukkan
- Masukkan nasi kedalam tumisan bumbu, lalu aduk merata
- Bila menggunakan bumbu nasgor siap saji yang kering, masukkan sekarang lalu aduk merata
- Tambahkan kecap manis dan saus tiram sesuai selera, lalu aduk merata
- Masukkan tuna kaleng yang telah ditumis sebelumnya, lalu aduk hingga tercampur semua
- Setelah tercampur merata dan nasi cukup kering, matikan kompor, lalu sajikan di piring
- Hmm yummy, Nasi Goreng Tuna ala Chef Aan siap dinikmati

……

Masaknya sengaja gak ditambah garam, karena udah pake mentega, dan saus tiram, jadi biar gak terlalu asin. Selain itu minyak dari ikan tunanya sendiri sudah punya cita rasa sendiri, jadi jangan campur bumbu terlalu banyak. Nanti rasa tunanya kurang berasa.
Selengkapnya...

Sosis Saus Kombinasi ala Chef Aan

Tema postingan saya kali ini masih sama seperti yg sebelumnya, resep masakan ala anak kos. Maklum lagi doyan banget nyobain masakan. Dan untuk resep yang kedua ini juga cuma modifikasi dari resep yg sebelumnya, yaitu sosis saus pedas. Biar gak penasaran mari kita segera menuju dapur (read: resepnya)

Bahan Utama:
- Sosis isi daging asap
- Mentega
- Bawang merah
- Bawang putih
- Bawang bombay
- Sambal botol pedas
- Saus tomat
- Saus tiram
- Air secukupnya

Cara Memasak:
- Ukir sosis sesuai selera
- Panaskan wajan
- Masukkan mentega ke wajan, lalu tunggu hingga meleleh
- Goreng sosis yang sudah diukir tadi dengan mentega
- Tunggu hingga ukiran di sosis mengembang
- Tiriskan

Cara membuat saus:
- Panaskan mentega hingga mencair
- Tumis bawang merah, bawang putih, dan bawang bombay hingga harum
- Tambahkan sedikit air, lalu aduk-aduk
- Masuk sambal pedas, saus tomat, dan saus tiram, aduk hingga merata
- Setelah saus tercampur merata, angkat dan tuangkan diatas sosis yang telah disiapkan di piring
- Hmm yummy, Sosis Saus Kombinasi ala Chef Aan siap disantap
Selengkapnya...

Minggu, 18 September 2011

Sosis Saus Pedas Manis ala Chef Aan

Postingan kali ini saya mau berbagi tentang resep masakan. Tapi jangan berpikir makanan mewah atau luar biasa ala Master Chef ya. Ini cuma sedikit berbagi tentang masakan yang saya buat sebagai anak kost di rantau dengan peralatan dan bumbu yang tak selengkap kalo dirumah. Ala kadarnya aja lah, lumayan buat nyalurin hobi, ngenyangin perut, dan menghemat duit makan. Masakan kali ini merupakan masakan pertama saya di rantau (walaupun udah semester 5), bisa dibilang percobaan lah. Ok, daripada udah kelaperan kelamaan baca pembukaan, berikut resepnya:

Bahan Utama:
- Sossis (bukan yg siap santap)
- Mentega
- Sambal botol Pedas Manis
- Air secukupnya
- Bawang bombay

Cara Memasak:
- Ukir sosis biar keliatan menarik
- Panaskan wajan
- Masukkan mentega ke wajan, lalu tunggu hingga meleleh
- Goreng sosis yang sudah diukir tadi dengan mentega
- Tunggu hingga ukiran di sosis mengembang
- Tiriskan

Cara membuat Saus:
- Panaskan air secukupnya didalam wajan
- Setelah air cukup panas, masukkan sambal botol rasa Pedas Manis dengan takaran sesuai selera
- Aduk-aduk hingga tercampur merata
- Masukkan irisan bawang bombay
- Aduk-aduk hingga merata
- Masukkan sosis yang telah ditiriskan sebelumnya, lalu aduk sebentar
- Sajikan selagi hangat

...

Harap maklum kalo bumbunya gak banyak. Soalnya selain saya gak punya kulkas buat nyimpen bumbu lengkap, saya juga belom tau banyak soal bumbu. Tapi kemarin pas saya makan bareng temen saya, Alhamdulillah ya kata temen saya ENAK dan bisa dibilang sukses lah percobaan masak pertama ini :). Yak, berarti mulai sekarang tiap weekend saya bisa nyobain beberapa resep baru. Lumayan buat ngisi waktu luang, ngsisi perut, dan biar gak bosen sama menu warteg.
Selengkapnya...

Rabu, 31 Agustus 2011

Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1432 H

Penulis beserta jajaran mengucapkan:
"Selamat Idul Fitri, 1 Syawal 1432H, Mohon Maaf Lahir dan Batin"

kalo ada tulisan saya yang menyinggung atau salah, saya mohon maaf ya :)

Selengkapnya...

Selasa, 30 Agustus 2011

Lebarannya Besok, kok Malah Ngamuk !?

Disini saya mau menuangkan sedikit pandangan saya tentang melencengnya putusan sidang isbat terhadap tanggal lebaran yg dicetak di kalender, dengan beberapa reaksi kekecewaan yang tersiar di media massa.

Seperti yang telah kita ketahui, sidang isbat tadi malam menetapkan 1 Syawal 1432 H jatuh pada hari Rabu, 31 Agustus 2011. Rumor bahwa lebaran tahun ini kita bakalan mundur dari kalender sebenernya udah terdengar satu dua hari kemarin. Nah, pas sorenya sekitar menjelang maghrib, beberapa stasiun TV yg menyiarkan bahwa beberapa pengamatan hilal melihat gak sampe 2 derajat, udah deh makin menguatkan rumor. Dan pas sidang isbat ketok palu, beneran kita lebarannya tahun ini mundur dari yang tertera di kalender.

Selesai putusan sidang isbat ini, ya semacam ada pergolakan lah di masyarakat. Semacam kecewa gitu deh, BESOK MASIH PUASA (read: hari ini). Di situs-situs jejaring sosial pun banyak yang “ngeluh” kenapa lebarannya mundur. Ada yang ngeributin masakan udah siap semua lah, udah kecape’an bikin masakannya, taku masakannya basi, gak jadi pake baju lebaran lah, dan masih banyak redaksinya. Tapi mungkin untuk beberapa alasan mereka cuma becanda. Itu baru di jejaring sosial.

Habis sahur, pas subuh tadi, ketika saya lihat berita di TV ternyata masyarakat banyak yg agak sedikit kecewa juga karena beduk udah siap buat diarak tapi malah harus tarawih lagi. Di istana negara juga, tenda buat open house presiden ternyata juga udah siap dari senin sore loh. Ya apa boleh buat.

Nah yang paling parah, di Nganjuk, Jawa Timur, ratusan siswa kecewa dan membakar obor bersama-sama di lapangan. Kecewa lantaran udah lama nunggu gk tau nya pawai obor yg sedianya akan dilaksanakan malam tadi batal, udah keluar duit banyak, dan udah dandan cantik n cakep- cakep. Dalam masalah ini pun hampir ada perkelahian antar petugas dengan para mantan calo peserta pawai obor.

Hal yang saya soroti disini adalah, KENAPA mesti kecewa berlebihan seperti itu ?? MANA hikmah berpuasanya, menahan emosi dan sebagainya ??
Sikap-sikap kekecawaan tersebut menyiratkan bahwa seolah mereka GAK SUKA masih berada di bulan suci Ramadhan, mereka merasa terbebani karena masih harus puasa lagi. Miris bukan !?

Bukankah dalam ceramah yg sering kita dengar menjelaskan bahwa seharusnya kita sedih Ramadhan tahun ini akan segera meninggalkan kita. Satu bulan dari sebelas bulan yang Allah SWT limpahkan begitu banyak rahmat di dalamnya. Dimana kita tidak tahu apakah tahun depan Allah SWT masih mengizinkan kita untuk bisa bertemu dengan bulan suci Ramadhan lagi tahun depan. Sehingga dengan kata lain, seharusnya kita masih senang Allah SWT tidak buru-buru membuat kita berpisah dengan bulan yang penuh rahmat ini. Allah SWT masih memberi kita kesempatan untuk bisa beramal lebih baik dan banyak lagi.

Terlepas dari apakah celoteh di jejaring sosial itu serius atau tidak, yang jelas kalo sampe ngomel sampe mengumpat, dan bahkan apabila sampe terjadi tindakan anarkis, sungguh itu semua sangat menyedihkan.

.....

Sekali lagi penulis hanya ingin kembali menyampaikan, ini semua hanya pandangan penulis terhadap realita yang ada di lapangan. Kurang lebih sama lah dengan orang yang menuangkan unek-uneknya di akun jejaring sosial.

Akhir kata, penulis ingin menyampaiakan:
“Selamat Idul Fitri, 1 Syawal 1432 H, Minal Aidin wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir Batin”
Selengkapnya...

Senin, 29 Agustus 2011

Ada Yang Beda Hari Ini

Senin, 29 Agustus 2011. Apa nya yang beda??

Hari ini merupakan hari pertama saya tak perlu bangun pagi untuk berangkat Kerja Praktek (KP). Setelah 4 minggu menjalankan KP, rasanya ada yang sedikit gak lengkap aja gitu hari ini. Ya mau gimana lagi, saya udah terlanjur merasa betah di tempat KP saya itu: Transmisi dan Gardu Induk (Tragi) Boom Baru.

Selama 3 minggu KP di Tragi, banyak banget pengalaman dan ilmu tentang transmisi dan penyaluran energi listrik yang saya dan rekan-rekan dapatkan. Mulai dari sistem transmisi yang diterapkan khususnya di Kota Palembang, dan sistem interkoneksi yang ada di Pulau Sumatera secara umum, sampe batas wilayah kerja bagian transmisi yaitu penyulang atau kubikel.

Lahh,, 1 minggu nya lagi mana??
minggu pertama KP saya ditempatkan di GI Bukit Siguntang. Gak minggat kok bung :)

Intinya:
Alhamdulillah KP selesai, ya Allah terima kasih atas semua ilmu dan pengalaman sebulan ini. Mudah2an dua semester lagi kami bisa kembali lagi kesini, udah gk pake NIM lagi tapi udah pake NIP. Aamiin :))
Selengkapnya...

Minggu, 28 Agustus 2011

Tulisan Itu Lebih dari Sekedar Sebuah Tulisan Bagi Saya

Awal mau ngetik ini artikel tujuan saya jelas dan pasti banget: mau nuangin unek-unek yang ada dikepala mengenai makna sebuah tulisan bagi saya. Tapi gak tau kenapa pas mau mulai ketikan pertama untuk judul ini artikel saya bingung, mau dikasih judul apa nih enaknya. Beberapa ide sempat terlintas, misalnya yang paling saya suka (tapi saya hapus) adalah Tulisan, Sebuah Cindera Mata Warisan Dunia. Keren sih, tapi terlalu berlebihan untuk isinya yang cuma saya mau isi dengan unek-unek. Mungkin ntah kapan, nanti saya pake deh buat artikel yang lebih berbobot.

Oke, itu tadi sedikit pembukaan mengenai artikel ini. Sekarang mari kita masuk ke permasalahan.

Tulisan disini saya maksudkan pada artikel, karya tulis, ataupun sejenisnya yang sifatnya menuangkan gagasan guna dibaca oleh khalayak ramai. Saya mengenal dunia tulis menulis ini ketika saya masih duduk di bangku SMA. Saat itu saya adalah anggota Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) yang ada disekolah saya, dan alhamdulillah pas kelas 1 terpilih jadi ketua umum KIR sekolah saya tersebut.

Saat itu saya lumayan aktif dibidang penelitian khususnya bidang penelitian sosial. Tentunya saya masih dalam bimbingan dari pembina ekskul saya tersebut. Bagi saya, berkecimpung di dunia penelitian sosial ini sangat menarik. Banyak sisi positif yang bisa saya ambil, mulai dari berbagai ilmu pengetahuan yg hanya bisa ditemui dari sebuah kegiatan penelitian, atmosfer kompetisi yang begitu kuat, saat presentasi yang menegangkan namun sangat saya nantikan, euforia saat nama kita dipanggil sebagai juara, berbagai hadiah juara yang menanti, hingga bisa diliput oleh media masa. Itu semua yang sangat saya suka dari sebuah penelitian.

Terus apa hubungannya penelitian dg tulisan?? Ya kan hasil penelitian yang kita lakukan dituangkan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah yang setiap kata dan data didalamnya harus dapat kita pertanggung jawabkan.

Kalo masalah tulisan non formal, saya mulai tertarik saat mulai berkenalan dengan dunia blog. Dan inilah blog pertama saya yang telah beberapa kali di otak-atik hasil tanya sana-sini.

Saya sempat vakum dari dunia tulis menulis cukup lama. Untuk masalah Karya Tulis Ilmiah, sejak masuk jenjang perkuliahan, saya bisa dibilang tidak pernah berkarya lagi khususnya untuk turun lomba. Mungkin karena saya kuliah di teknik, sehingga permasalahan sosial yang sangat menarik untuk diteliti itu banyak yang terlewatkan oleh saya. Kenapa gak masalah teknik aja?? Ide saya kurang tajam dalam mengamati masalah teknik yang sangat menarik untuk diangkat. Lagipula, saya kurang terlatih untuk membuat sebuah penelitian teknik. Selama SMA walaupun saya program IPA, saya lebih suka terjun di dunia penelitian sosial.

Untuk dunia blog kurang lebih sama. Saya mulai vakum sejak masih di bangku SMA malah. Kesibukan menjelang UN sungguh mengalihkan perhatian saya dari Blog saya ini.

Jadilah sekarang saya baru mulai aktif di dunia Blog sejak saya melaksanakan Kerja Praktek dari kampus saya. Keinginan saya kembali ke dunia Blog ini semakin kuat sejak saya makin sering maen Twitter. Gak bisa disangkal Twitter lah yang membuka memori indah saya saat masih aktif-aktifnya nulis.

Mengenai tulisan, saya sangat setuju dengan pendapat salah seorang penulis novel yang berjudul Cintaku Mentok di Facebook, kary mbak Izul Jo. Dia bilang, “Tulisan itu adalah teman yang ndak akan pernah marah.”

Setuju banget deh sama mbak Izul Jo. Bagi saya tulisan itu lebih dari sekedar tulisan. Tulisan itu bagaikan teman yang mau mendengarkan semua unek-unek yang ada dipikiran kita, semua gagasan baik brilian ataupun sekeadar kacangan yang menumpuk dipikiran kita, dan lebih besarnya lagi (bagi saya): Tulisan itu bagaikan sebuah dunia, sebuah kehidupan, dimana ditangan kamulah warna kehidupan tersebut akan dikreasikan.

Sempat miris saat pernah terbaca pendapat seorang teman yang kurang lebih beranggapan, “Orang yg kebanyakan nulis itu gk menarik, bahkan mirip seseorang yang suka mendramaisasi kehidupan.”

Emang sih saya bacanya di salah satu akun jejaring sosialnya. Jadi mungkin yang dia maksud, keseringan ngeupdate status kalo di FB or keseringan ngetweet kalo di twitter. Tapi kan akun yang ditulisin orang itu akun dia sendiri, jadi kalo gak suka ya gak usah dibaca yahh. Gitu aja kok repot. Terlepas dari benar atau tidaknya hipotesa saya, yah itu hak dia untuk berpendapat. Sama seperti saat ini saya yang sedang mengomentari pendapat dia. Kebebasan mengeluarkan pendapat tohh !!??

Kembali lagi mengenai tulisan bagi saya. Menurut saya tulisan itu bisa jadi simbol yang manggambarkan bagaimana pola pikir seseorang terhadap sebuah masalah. Jadi seharusnya ada benang merah antara pola pikir, sikap, tutur kata, dengan tulisan yang dia kemukakan. Walaupun belum saya buktikan secara ilmiah ataupun belum saya temukan referensi mengenai hipotesa saya tersebut, setidaknya ini menurut pandangan saya saja (mudah-mudahan nanti saya bisa membuat penelitian mengenai hal ini).

Lantas bagaimana bila kenyataannya adalah antara tulisan dan tutur katanya tidak sinkron? Yaa, kemungkinan yang ada adalah salah satunya adalah palsu, keduanya palsu, atau keduannya benar. Kebanyakan yang ditemui dilapangan adalah salah satunya palsu, bisa jadi tulisannya yang merupakan ekpresi tak nyata yg ditunjukkannya atau malah sikap, perilaku, dan tutur katanya yang sebenarnya palsu. Silahkan anda tebak sendiri mana yang asli mana yang palsu. Ada sedikit wise word yang sudah lama saya rangkai sendiri mengenai hal ini:

'Dusta-dusta KECIL itu melahirkan pertanyaan BESAR: "Bagian mana lagi yg merupakan dusta, dan bagian mana yg sebenarnya nyata.'

Nampaknya sih isi ini artikel kebanyakan nyimpang kemana-mana deh. Tapi ya udah gk apalah, yang penting intinya: Saya suka menulis baik itu dikertas, papan tulis, pasir, facebook, twitter, ataupun blog. Walaupun tulisan saya tersebut kadang berbobot atau tidak, memenuhi kaidah yang berlaku atau tidak, yang penting tulis aje dulu !!

Ok, see you in my next article :)
Selengkapnya...

Senin, 22 Agustus 2011

I'm So Sorry, No More Post About My KP

Sebenernya sekarang udah masuk minggu terkhir KP. Tapi, udah hampir 2 minggu saya gak posting tentang kegiatan saya selama KP.

To the point aja deh, mulai dari postingan ini saya nampaknyagak akan posting tentang kegiatan KP saya lagi. Alasan utamanya sih karena laporan KP saya masih belom tergarap dengan benar. Baru kegiatan 2 hari pertama aja yang saya kerjain. Sisanya Bab I, Bab II, apalagi Bab IV belom beres sama sekali.

Kalo alasan penunjang laennya masih ada beberapa lagi sih. Mulai dari laptop n modem yang suka meng-geje, capek plus ngantuk kalo udah malem, acara TV yg sungguh menantang buat ditonton, nyamuk *sang musuh bebuyutan* yang bikin bete, dan (mungkin) masih ada lagi kalo sengaja dicari.

Ya udah, terima kasih bagi yang telah mengikuti sharing saya dalam 2 minggu KP, mohon maaf sebesar-besarnya bila ada tulisan saya yang menyinggung, serta mohon kritik dan saran bila ada kesalahan informasi yang saya share selama ini.

O iyya, selamat menjalankan KP bagi teman-teman yang masih beberapa minggu lagi :)
Semangat !!!

- listrik untuk kehidupan yang lebih baik -
Selengkapnya...

Rabu, 17 Agustus 2011

"Kuliah Umum" dari Bapak Manager

Hari senin dan selasa kemarin saya gak posting apapun mengenai kegiatan saya pada hari tersebut. Bukan berarti saya gak KP, tapi ada banyak faktor yang membuat saya agak malas untuk posting artikel. Beberapa faktornya antara lain saya mulai menyentuh laporan KP yang nantinya harus saya kumpul ke kampus dan akan ada sidangnya. Jujur, saya belom menjadi seorang professional writer yang bisa membuat sekian banyak artikel berbobot yang dikejar deadline dalam semalam harus dikumpul. Untuk membuat laporan KP ini saya butuh waktu yang benar-benar diluangkan untuk mengerjakannya. Karena saya butuh mencerna dulu perintah dan format laporan dari kampus, membandingkan contoh yang telah ada, mengingat kembali kegiatan yang telah saya lakukan, dan mulai menyusun sebuah tulisan ilmiah nan formal. Jadi dengan sangat terpaksa posting artikel di blog ini saya kesampingkan dahulu.

Emang sih untuk bagian mengingat kembali kegiatan yang telah saya lakukan gak terlalu sulit. Selain masih fresh karena belom terlalu lama berlalu, saya yang hands on langsung dengan setiap kasus, juga karena rajin posting di blog ini saya sangat terbantu dengan tertatanya semua catatan harian saya beberapa hari tersebut. Tapi masalahnya, bahasa blog dengan bahasa yang harus saya tulis di laporan itu beda. Bukan dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Asing yang mana sih, tapi dari bahasa non formal menuju bahasa formal. Mungkin sebagian orang berpikir, “Gampanglah, cuma gitu doank juga.

Tanpa maksud menganggap sulit berlebihan atau malah menggampangkan masalah yang ada, tapi tetap saja itu semua butuh: proses.

Selain mulai disibukkan oleh laporan yang menunggu, ada faktor lain yang gak kalah urgent. Dalam dua hari KP kemarin, kami gak ada kegiatan operasional di lapangan. Dengan kata lain kami cuma nemenin manager beserta jajaran di kantor aje. Tapi bukan berarti kami gak melakukan kegiatan produktif lohh. Jadi selama 2 hari kemarin kami mendapat, sebut saja, kuliah umum mengenai sistem transmisi yang diterapkan di Pulau Sumatera dan Kota Palembang khususnya. Sedikit informasi, di Sumatera ini juga telah menerapkan sistem interkoneksi untuk penyaluran energi listriknya. Terus apa donk masalahnya dari “kuliah umum” itu??

Nahh, masalahnya saya bingung bagaimana untuk menyesuaikan berbagai informasi yang saya terima ini menjadi “layak” untuk dikonsumsi publik. Maklumlah, saya belum ada apa-apanya dalam dunia tulis menulis. Tapi sekarang disini, saya akan mencoba untuk mencerna informasi yang saya terima dan sedikit berbagi di blog ini.

Secara umum materi yang kami peroleh pada hari senin adalah mengenai sistem transimisi dan interkoneksi yang diterapkan di Pulau Sumatera. Selain di Pulau Jawa dan Bali, sistem interkoneksi juga diterapkan di Sumatera. Kurang lebih sistem interkoneksi itu dapat saya gambarkan adalah sebuah sistem yang saling menghubungkan antara pembangkit dan GI yang ada di suatu pulau hingga dimungkinkan terjadi saling transfer energi listrik dari wilayah yang surplus energi ke daerah yang defisit energi listriknya. Sistem ini ditangani P3B (Pusat Pengatur dan Penyalur Beban).

Ada sedikit perbedaan dari segi struktur organisasi antara P3B Jawa-Bali dengan P3B Sumatera. Untuk P3B Sumatera, dibawahnya ada UPB (Unit Pengaturan Beban) dan UPT (Unit Penyaluran Transmisi). Dibawah UPT ada Tragi (Transimisi dan Gardu Induk), dimana yang membawahi beberapa GI (Gardu Induk).

Secara fisik sitem interkoneksi sumatera ini telah tersambung mulai dari Aceh hingga ke Lampung. Tapi di Riau dan Sumatera Utara masih NO (Normally Open). Sistem interkoneksi yang ada di Sumatera menggunakan Tegangan Tinggi yaitu 150 kV, sedangkan di Jawa-Bali menggunakan Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV. Hal ini jelas karena beban di Pulau Jawa-Bali 3 kali lebih besar dibandingkan dengan Beban di Sumatera.

Selanjutnya mengenai secara spesifik sistem transmisi di Palembang. Di Palembang ini sistem transmisinya telah membentuk ring, ada ring dalam dan ring luar. Untuk ring dalam yang berada di dalam Kota Palembang menggunakan tegangan 70 kV, sedangkan ring luar tegangannya 150 kV. Walaupun sebenarnya sistem 70 kV ini sudah tidak lagi dikembangkan. Untuk tegangan menengahnya, di Palembang masih ada 2 jenis, yaitu 20 kV dan 12 kV. Sistem 12 kV ini juga tidak lagi dikembangkan dan hanya ada di beberapa GI.

Idealnya sistem 70 kV yang masih digunakan di kota Palembang ini jangan ditambah beban lagi. Karena sistem ini telah penuh dan faktor n-1 penghantarnya telah terpenuhi. Sehingga bila terjadi gangguan pada salah satu line maka line satunya lagi tak akan sanggup menopang beban yang lepas tersebut. Tentu hal ini sangat berbahaya dan dapat menyebabkan pemadaman yang cukup luas. Namun kalo hanya sekedar untuk natural growth hal ini masih dapat ditoleransi. Jadi kedepannya harus segera diterapkan suatu solusi konkret yang dapat mengantisipasi kemungkinan pertumbuhan listrik yang terus meningkat di Kota Palembang ini.
Selengkapnya...

Sabtu, 13 Agustus 2011

Mengunjungi PLTD Peninggalan Belanda

Sebenernya sejak pertama kali datang ke Tragi Boom Baru saat “diutus” manager UPT Palembang, saya sudah merasa ada “something special” di tempat ini. Selain tempatnya yang dekat dengan pelabuhan peti kemas, di sekitar Tragi ini bangunannya banyak yg terkesan bangunan tua. Terlebih lagi ada sebuah gedung yang seperti aula, tapi lebih berkesan seperti pabrik, dengan ukuran tidak terlalu besar, tapi model bangunannya jelas peninggalan kolonial. Disisi lain dari gedung ini juga terlihat ada sebuah alat yang seperti knalpot dengan ukuran super besar yang mejulur keluar. Ditambah pula disekitar pabrik ini ada beberapa tangki ukuran besar, seperti yang ada di kilang minyak, atau terakhir pernah saya lihat saat kunjungan kampus ke PLTGU Tanjung Priok.

Karena penasaran saya nanya ke kakak operator saat kami memasuki GI Boom Baru. Dari informasi yang saya dapat ternyata gedung tersebut adalah bekas bangunan PLTD dari jaman Belanda. Wajar saja saya merasa disini agak beda, serasa bukan di Palembang lebih tepatnya di era yang berbeda. Seperti kebanyakan gedung-gedung tua di Indonesia, apalagi peninggalan Belanda, akan ada cerita mistik dan horor yang menyertai. Begitu pula yang terjadi dengan bangunan PLTD ini. Tapi kurang pas rasanya kalo saya ceritain disini. Emm,, bagi yang mau denger cerita horornya boleh deh hubungi saya langsung. No missed call and no sms yahh ! hehehe

Sebagai manusia biasa yang dianugerahkan rasa ingin tahu (hiperbola dikit), tentunya timbul rasa penasaran saya untuk melihat bagian dalamnya setelah melihat bagian luar gedung yang eksotis ini. Empat hari saya KP disini dan selama itulah saya memendam rasa penasaran ini (hiperbola lagi yah). Akhirnya di hari Jum’at yang penuh berkah kemarin, rasa ingin tahu saya terbayarkan sudah. :D

Berawal dari bapak supervisor administrasi yang ingin sedikit menghirup udara segar diluar, saya melihat pintu besar gedung tua di depan Tragi Boom Baru ini terbuka. Dan pasnya lagi bapak ini menuju gedung tersebut. Karena tak mau meninggalkan kesempatan langka ini saya dan teman kelompok saya segera mengikuti langkah pak supervisor. Emang bulan Ramadhan penuh berkah yahh :)

Setelah memasuki gedung ternyata didalam gedung banyak terdapat tumpukan isolator jenis kaca yang sudah diselimuti sawang, beberapa peti isolator porselen yang nampaknya baru, kubikel dengan ukuran besar terbuka, panel-panel kontrol dengan ukuran tak lazim dengan beberapa bahasa yg asing bagi saya, beberapa peralatan listrik yang bentuknya sudah jarang ditemui, dan tentunya sebuah generator yang ternyata tersambung dengan knalpot ukuran besar diluar gedung.

Awalnya sedikit heran kenapa isi gedungnya seperti ini. Namun setelah mendengar penjelasan ternyata gedung ini telah dialihfungsikan atau lebih tepatnya dimanfaatkan sebagai gudang penyimpanan peralatan PLN wilayah. Memang masih ada beberpa peralatan dari jaman Belanda yang masih tersimpan disini. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, icon utama dari sebuah pembangkit, yaitu generator masih ada disini. Selain itu trafo yang bentuk dan modelnya sudah tidak pernah ditemui lagi pun masih ada disini.

Dari informasi yang saya peroleh, ternyata pembangkit ini sebenarnya berbahan bakar gas. Namun, dalam pengoperasiannya menggunakan solar. Ternyata kejadian “salah makan” pembangkit listrik di Indonesia telah terjadi sejak zaman kolonial. Pembangkit ini sudah sangat lama berhenti operasi karena daya terpasang pembangkit ini sudah tidak sanggup menopang beban yang semakin meningkat. Selain itu, karena faktor usia efisiensi dari pembangkit ini semakin berkurang.

Ada hal menarik yang saya simpulkan dari kunjungan ke sebuah pembangkit jaman Belanda ini. Untuk ukuran daya terpasang sebuah pembangkit jaman tersebut jelas sangat jauh dibandingkan untuk jaman sekarang. Kalo dilihat dari peralatan-peralatannya, ternyata dari jaman Belanda perkembangan bentuk fisik utama dari beberapa peralatan ternyata tidak jauh beda. Hanya saja yang perbedaan yang sangat mencolok adalah dari segi ukuran. Terutama pada panel kontrol dan kubikel yang cukup besar bila dibandingkan dengan yang digunakan sekarang, ukuran tersebut menimbulkan kesan tak lazim.

Itu hanya sedikit analisa saya yang baru mengetahui dan melihat langsung beberapa peralatan yang ada di Indonesia. Mudah-mudahan nanti saya mendapat kesempatan untuk dapat melihat langsung dan mempelajari perkembangan peralatan kelistrikan terutama bidang pengadaan energi di negara-negara lain. Aamiiin :)

[note: foto-fotonya insyaAlloh menyusul, kamera saya lagi dibawak adek]
Selengkapnya...

Kamis, 11 Agustus 2011

Pemasangan Rel pada Kubikel di GI Sei. Juaro

Walaupun kemarin gak ada kesepakatan sama temen-temen dan manager hari ini kami disuruh datang jam berapa, tapi karena udah “baca medan” ya udah yahh kami hari ini datang sekitar jam setengah 9an :)
Sampe di kantor utama (read: Tragi Boom Baru),seperti biasa kami menunggu dulu. Baik nunggu temen laen yg belom datang dan bapak managernya yg juga belom datang. Setelah ditanya sama staff ternyata, bapak managernya sedang sakit. Okelah, wish you get well soon sir.

Gak beberapa lama kemudian kamipun bersiap untuk menuju ketempat yang akan dilakukan pengerjaan. Hari ini seperti yang diberi tahu bapak manager kemarin, akan ada pekerjaan pemasangan rel di GI Sungai Juaro. Mulanya saya pikir rel yang dimaksud adalah busbar yang ada di switch yard. Tapi gak taunya rel yang dimaksud adalah rel yang ada pada kubikel.

Hmm, dapat ilmu baru lagi nih. Kalo sering kita lihat di one line diagram, setelah sisi sekunder trafo akan ada PMS, PMT, dan Trafo Distribusi. Sisi ini emang dialiri dengan listrik tegangan menengah, kalo di Palembang umumnya 20 kV. Nahh, awalnya saya pikir posisi PMT dan PMS tersebut juga terdapat didalam switch yard tapi ternyata PMT dan PMS tersebut ada didalam ruang kontrol tepatnya didalam kubikel.Untuk gambar PMT dan PMS yang dipasang di kubikel, sudah saya posting di 2 artikel sebelumnya.

Sesampainya di GI Sei. Juaro, kami langsung membawa peralatan yang diperlukan ke ruang kubikel yang akan dikerjakan. Sebelum memasang relnya, kami sedikit melakukan penyesuaian posisi kubikel. gak dipindahin jauh sih, cuma digeser aja. Tapi beratnya itu loh, kagak nahaan. Padahal udah banyak tenaga laki-laki yang bahu-membahu ngegeser itu kubikel, tapi tetep aja berat bener. setelah posisi yang diinginkan pas, barulah dilakukan pengerjaan.

Secara umum dan secara ringkas, tahapan pemasangan rel adalah sebagai berikut: pengerjaan dimulai dengan melepas mur dan baut pada kubikel guna melepas “casing” kubikel yang diperlukan, lalu menyiapkan rel tembaga yang akan dipasang, melonggarkan atau melepas connector bus (klem bus) yang ada didalam kubikel, memposisikan rel yang akan dipasang di klem bus, lalu mengencangkan kembali klem bus yang menjepit rel tersebut. Sentuhan terakhir tentunya adalah kembali memasang casing yang sebelumnya dilepas, dan mengencangkan mur dan baut yang juga sebelumnya dilepas.

Berikut adalah gambar dari rel yang akan dipasang:


Berikut adalah gambar dari klem bus:


Berikut adalah gambar posisi rel dan klem bus yang dipasang didalam kubikel:


Setelah pemasangan rel di kubikel ini selesai, kabel TM 20 kV yang akan di tarik keluar belum kami pasang. Tentunya, ini sudah bukan wilayah kerja transmisi tapi sudah masuk distribusi.

Pengerjaan hari inipun selesai seiring dengan kembalinya kami ke “basecamp” di Tragi Boom Baru.
Selengkapnya...

Rabu, 10 Agustus 2011

Penggantian Skun Trafo di GI Talang Ratu

Hari ini sebenernya hitungannya saya agak telat datang ke kantornya. Soalnya kemarin, saya dan teman-teman kelompok janjiannya datang sekitar jam setengah 9an. FaktanyaAku sampe di kantornya jam 9 kurang 15 menit. Tapi ternyata baru 2 dari 5 lagi temen kelompok saya yang udah nyampe. Ya udah lah gak masalah, belom mulai kegiatan apa-apa juga.

Sebenernya kami kemarin udah nanya, besok (read: hari ini) akan ada pengerjaan trafo diGI Talang Ratu. Tapi kami belom tahu pasti rincian pekerjaan yang akan dilakukan. Jadi ya udah kami nunggu aja. Setelah menunggu beberapa saat, mungkin ada beberapa berkas yang harus diselesaikan dulu oleh manager dan staff, sekarang waktunya berangkat ke TKP.

Sesampainya di TKP, managernya langsung menemui supervisor GI TRatu mungkin ada beberapa hal yang mesti dibicarakan atau bagaimana. Lalu setelah itu, barulah kami masuk ke dalam switch yard untuk mengecek suhu sambungan dari kabel ke bushing sisi primer trafo. Untuk pengecekan suhu ini digunakan thermo vision yaitu sebuah alat seperti kamera digital namun dapat mengetahui suhu dari benda yang disorot lalu akan ditampilkan dilayarnya. Berikut gambar thermo visionnya berikut saat sedang digunakan:





Begitu thermo visionnya disorotkan ke sambungan di fasa S pada trafo, dilayar terlihat dititik sambungan tersebut berpijar paling terang. Ternyata setelah dilihat suhu sambungan tersebut berkisar 119oC. padahal di sambungan fasa R dan S suhunya hanya berkisar 36oC. Kondisi ini bila dibiarkan terus menerus tentu akan sangat berbahaya dan dapat menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi.

Dalam mengamati suhu sambungan yang bermasalah seperti ini perlu diperhatikan apakah yang berpijar hanya di titik sambungan atau merata hingga ke penghantar. Bila yang berpijar hanya dititik sambungan berarti kemungkinan besar memang yang bermasalah di titik sambungan. Tapi kalo berpijar hingga ke penghantar berarti bukan dititik sambungan yang bermasalah. Dan pada kasus kami hari ini benar dititik sambungan yang bermasalah.

Langkah selanjutnya adalah mengkoordinasikan dengan UPB dan distribusi untuk melakukan pemadaman (we’re so sorry dear costumer, but it must). Setelah aliran daya diputus, PMT dibuka, dilanjutkan dengan pembukaan PMS bus, lalu meng-grounding-kan fasa yang masih tersambung yaitu fasa R dan T, kemudian barulah melepas sambungan kabel fasa S yang bermasalah. Pada sisi skunder trafo juga beban dibebaskan.

Begitu kabel dilepas dan diturunkan, mulailah dilakukan pengerjaan. Mula-mula dengan melucuti isolator yang membungkus ujung tempat sambungan, memotong kabel tempat sambungan skun dan kabel, membelah isolator yang membungkus kabel, membersihkan konduktor (kabel) yang telah dibuka baru dari serpihan, memasang skun yang baru, melakukan pengepressan skun yang baru, lalu pemasangan isolator kabel yang baru dengan alat pemanas (seperti hair dryer). Setalah kabel dengan sambungan baru ini selesai, kita akan mulai langkah kebalikan dari yang tadi. Berikut adalah gambar skun baru yang akan dipress ke kabel:



Langkah berikutnya adalah kembali memasang kabel dengan skun yang baru pada sambungan bushing primer pada trafo, lalu melepaskan kabel grounding pada masukan primer trafo fasa R dan T, memasukkan PMS bus, memasukkan PMT (yang sebelumnya telah melakukan koordinasi dengan UPB). Sehingga aliran daya pun kembali mengalirke primer trafo. Namun saat ini kondisi trafo tak berbeban (no load) karena sisi skunder beban belom dimasukkan. Untuk memasukkan beban kita lakukan dengan mamsukkan PMT yang ada pada kubikel penyulang (sisi outgoing) yang ada diruang kubikel. tapi ketika PMT mau dimasukkan, timbul masalah baru yaitu PMT tak bisa masuk.

Apa boleh buat, pelanggan harus sedikit bersabar lagi untuk menikmati listrik seperti semula. Kamipun harus menunda beristirahat, karena aliran listrik masih belum normal. PMT pun ditarik keluar dari dalam kubikel, lalu para operator dan teknisi melakukan pengecakan pada pegas-pegas yang ada, penghantar, dan beberapa bagian lainnya. Karena kubikel ini tidak terlalu besar, dan operator serta teknisi sedanga melakukan pengerjaan, sehingga kami sedikit kesulitan untuk melihat lebih dekat bagian-bagian yang sedang mereka kerjakan.

Namun setelah dilakukan pengecekan dengan seksama, melakukan penyetelan ketinggian PMT yang akan dimasukkan ke kubikel, PMT dimasukkan, barulah kubikel dinyalakan kembali, lalu dilakukan koordinasi lagi dengan UPB.

Yakk,, kegiatan perbaikan hari ini selesai. Alhamdulillah, tak ada kecelekaan kerja atau segala sesuatu yang tidak diharapkan. Banyaknya peluh yang menetes hari ini tak sebanding dengan banyaknya ilmu yang kami pelajari dan peroleh hari ini. Sekali lagi, alhamdulillah :)
Selengkapnya...

GI Lorong Waktu

Hari ini saya lagi semangat banget nih nulis, gak tau kenapa. Jadi ini ada sedikit imajinasi saya dan teman-teman dari beberapa fakta unik, aneh, dan agak ganjil yang kami temui pas masuk switch yard tadi pagi.

Sebelumnya saya mau konfirmasi, kalo 50% isi postingan yang satu ini adalah fakta sedangkan sisanya adalah imajinasi para mahasiswa KP yang sedang berada di bawah tegangan 70.000 volt. Foto-foto yang ditampilkan 100% ASELI tanpa rekayasa, tanpa sotosop, cuma dikompress aje. Boleh dilakukan pengamatan meta data kok. Hahahaha. Kalo ceritanya, deskripsinya, atau tulisannya, yaa hampir 100% berasal dari kelakar para mahasiswa yg sedang KP ini.

Jadi silahkan dibaca sampe habis terus ninggalin jejak bagi yang berkenan, tapi silahkan di close bila gak berkenan.

Sekali lagi, ini gak ada maksud menjelekkan atau membocorkan sesuatu yg harusnya tak bocor atau apalah namanya. Tapi cuma buat senyum-senyum aja yah.



Baiklah petualangan kita mulai.

Mulai dari judul deh, kenapa mesti GI Lorong Waktu??
Karena GI ini termasuk GI konvensional yang sudah cukup berumur. GI ini tegangan operasinya 70 / 20 kV. Padahal untuk TT, 70 kV itu sudah jarang digunakan yang sering itu sekarang 150 kv. Terus kubikelnya juga masih menggunakan kubikel buatan negara Yugoslavia. Tau donk negara Yugoslavia :D


Lanjut masuk ke dalam switch yard. Di dalam switch yard kami menemukan beberapa fosil tulang, entah tulang apa itu juga gak tau. Yang bikin kami yakin itu tulang adalah karena bentuk fisiknya jelas tulang bagian tubuh makhluk hidup, terus warnanya putih. Kalsium kan warnanya putih kalo gak salah. Yok kita lihat deh BB (barang buktinya):






Emm,, apa mungkin itu korban tersengat listrik 70 kV sehingga yang tersisa hanya beberapa tulangnya saja?? Entahlah.. :D

Lalu kami juga menemukan cangkang telur yang aneh. Terlalu besar dan terlalu bulat untuk ukuran telur ayam atau burung pipit. Dan cangkangnya itu loh, teksturnya aneh. Gak terlalu rapuh, sedikit fleksibel, tapi juga gk terlalu keras dan kaku. Ini gambarnya:


Dan ada yang juga mengejutkan, kami menemukan sedikit artefak entah mungkin dari reruntuhan candi atau bangunan dari masa kerajaan Sriwijaya atau apalah. Tapi bentuknya sungguh menyiratkan bukan pecahan isolator. Lihat deh :D


Dan yang terakhir, kami menemukan sebentuk cerobong rumah namun ukurannya kecil yang tertimbun dibawah tanah dan koral yang menutupi switch yard. Namun nampaknya ini rumah berasal dari jaman logam, kerana tutup cerobongnya dari logam. Sungguh luar biasa :D


Benar-benar petualangan melintas sejarah yang menakjubkan dalam sebuah GI. Sebuah pengalaman menembus ruang waktu, memasuki berbagai era prasejarah yang sangat mustahil untuk dilakukan. Sama mustahilnya dengan isi ceritanya.

Namun, semua ini hanya bisa terjadi bila kau mempercayainya.
Percayalah, percayalah !!
*pake gaya bang napi dikit, hehehe*

- tamat –
- fin –
- the end -
Selengkapnya...

"Yang Itu Apa Kaka??"

Spesial (tapi gak pake telor) buat postingan hari ini, saya mau cerita tentang peralatan yang ada di Gardu Induk. Mulai dari peralatan yang ada di switch yard sampe beberapa yang ada di control room yang ada di GI Boom Baru tempat saya KP ini. Yang spesialnya lagi, saya mau cerita dengan sedikit gambar terus saya kasih penjelasan dikit dengan bahasa saya sendiri dan sebatas pengetahuan saya. Jadi kalo ada yang salah maaf ya, tolong bantu ralat (CMIIW).

Baiklah, kita mulai dari kantor TRAGI nya. Ini loh plang nama kantor TRAGI Boom Baru itu:


Dalam ruang kantornya gak usah ya, langsung ke plang nama GI nya aja deh:


Sebelumnya, saya mau kasih info sedikit tentang pengertian dan fungsi Gardu Induk (GI) yang saya kutip dari buku Workshop Ophar Gardu Induk, yang diterbitkan oleh PT. PLN (Persero) PUSDIKLAT.

Gardu Induk adalah suatu instalasi listrik mulai dari TET (Tegangan Ekstra Tinggi), TT (Tegangan Tinggi), dan TM (Tegangan Menengah) yg terdiri dari bangunan dan peralatan listrik. Fungsi Gardu Induk adalah untuk menyalurkan tenaga listrik (kVA, MVA) sesuai dg kebutuhan pd tegangan tertentu. Daya listrik dpt berasal dari pembangkit atau gardu induk lain.

O iya, GI itu ada tempat switch yard dan control roomnya. Switch yard itu tempat rangkaian peralatan mulai dari busbar, trafo, serta pengamannya. Kalo control room tempat kubikel berada, tempat operator memperhatikan setiap perubahan yg ada di sistem, ruang batre, sampe ruang PLC.

Oke, mari kita lihat isi switch yard. Secara umum bisa kita tulis terdiri dari bay penghantar -> busbar -> bay trafo. Bay penghantar itu urutannya, (kalo yg saya lihat di GI Boom Baru, dan Bukit Siguntang), mulai dari penghantar -> lightning arrester (LA) -> line trap -> Potensial Transformer (PT) -> PMS rel -> Current Transformer (CT) -> PMT -> PMS bus.

Cara bedain antara PT dengan CT itu selain, dilihat dari posisinya di bay penghantar, bisa juga dilihat posisi penghantat yg masuk nya. Kalo dari posisi kan PT dulu baru CT. Nah kalo secara fisik, penghantar yg masuk ke PT itu bentuk nya paralel, sedangkan yg masuk ke CT seri. Seperti yang didalam rangkaian listrik sederhana lah. Berikut penampakan PT, lihat posisi masuknya penghantar di bagian atasnya seperti huruf T :


Berikut penampakan CT, lihat posisi masuknya penghantar di bagian atasnya, seperti menembus saja:


Kalo gambar diatas yang udah diberi warna tanda fasanya, ini ada gambar yg udah dipasang tapi belom dikasih warna tanda fasa. Hayo tebak ini CT apa PT :D


Selanjutnya mengenai PMS, kan itu ada PMS rel dan ada PMS bus. Kalo PMS rel posisinya lebih depan, fungsinya supaya memastikan bila saat akan ada pengerjaan tidak ada arus yang masuk atau datang dari penghantar. Dari segi fisiknya, PMS rel dilengkapi PMS tanah. Jadi saat PMS rel dibuka maka PMS tanahnya akan masuk. Sehingga kalo ada arus yang datang langsung dibuang ke tanah. Ini gambarnya, yang saya lingkari merah itu, posisi pisau PMS tanah yang sedang terbuka karen PMS rel sedang tertutup (masuk) dalam keadaan kerja normal:

Kalo yang ini PMS bus posisinya lebih belakang, fungsinya untuk memisahkan antara bay penghantar dengan busbar. Dari segi fisiknya, PMS bus tidak dilengkapi dengan PMS tanah.

Sekarang masuk ke ruang kontrol, yang utama isinya ada kubikel. Kubikel ini dapat memberikan berbagi informasi dari peralatan yang ada di switch yard karena memperoleh masukan dari trafo pengukuran (PT dan CT). Kubikel ini wujudnya seperti lemari besi. Berikut gambarnya beserta bonus calon operator yang sedang melakukan pencatatan beban harian :)


Didalam kubikel ini juga terdapat PMT dan PMS nya loh. Tapi tentunya fisiknya beda dengan yang ada di switch yard.


Itu seperangkat PMT dan PMS tadi akan dimasukkan kedalam kubikel ini:


Peralatan yang saya fotoin gak terlalu banyak, jadi postingan kali ini cukup sampai disini ya. Kalo ada informasi tambahan or kesalahan saya, silahkan kontak saya. Di kolom komentar boleh, di shout box boleh, lewat twitter saya juga boleh :)

O iya, masalah judul postingannya saya pilih itu soalnya tadi pas di GI temen-temen (termasuk saya), kita banyak nanya-nanya sama kakak operatornya. Dan sering terdengar: “Yang itu apa kaka??” hehehehe.
Selengkapnya...

Selasa, 09 Agustus 2011

Lebih Dekat dengan PDKB

Sebenernya ini postingan udah siap dari sejam yang lalu, tapi gak tw kenapa laptop saya tiba-tiba error, dan gk bisa online. Tpi ya udah lah, langsung ke isi artikelnya aja ya.

Hari pertama di minggu kedua KP, di tempat KP yang baru, di bulan Ramadhan yang bertepatan dengan bulan Agustus. Mungkin kalimat pembuka tersebut kepanjangan dan mungkin dari segi EYD juga kurang tepat. Tapi gak apalah, pokoknya itu menggambarkan permulaan hari ini aja deh. Hari ini dimulai dengan pagi hari saya yg dibangunkan oleh seseorang melalui telpon. Untung ditelpon, kalo mesti ngandelin alarm hp yang saya pasang, dijamin bakalan telat saya tadi pagi. Hahaha. Thanks for your calling :)

Ditempat tugas yang baru,bapak managernya gak bilang kami disuruh datang jam berapa. Jadi kami sepakat mau dateng jam 9 aja. Dan tadi pagi saya sampe di TRAGI Boom Baru, jam 9 lebih 2 menit. Kalo toleransi ± 5 % masih lah masuk kategori gak telat, hehehe. Walaupun sebenernya temen-temen kelompok saya yang lain udah pada datang duluan semua.

Kegiatan pagi ini kami awali dengan menunggu diluar ruang kantor TRAGI. Mungkin bapak manager dan staff ada beberapa hal penting yang perlu dibahas. Sekitar setengah jam kemudian salah satu staffnya keluar, dan bapak inilah yang memberi kami tugas kemarin untuk mencari rumus kemampuan hantar arus (KHA) serta tabel hambatan jenis berbagai penghantar. Bapak ini keluar dengan membawa sebuah 3 keping pelat tembaga tebal yang akan disambung terlebih dahulu dengan connector bus yang akan digunakan sebagai tempat penghantar. [CMIIW, agak lupa penjelasan fungsinya tadi pagi]. Ketebalan pelat ini sekitar setebal jari kelingking lah. Sebelum digunakan pelat ini akan dipotong terlebih dahulu ke panjang yang dibutuhkan. Sambil nyari gergaji mesinnya, ada salah seorang staff lagi yang mengatakan “Ruang PDKB udah dibuka tuh. Kalo mau lihat kebelakang aja.

Sekedar informasi di tempat KP kami yang baru ini tidak hanya ada kantor TRAGI Boom Baru saja, tetapi juga ada GI Boom Baru, dan ruang penyimpanan peralatan PDKB juga. Dari pada nunggu gergaji mesin yang belum juga datang, jadi kami memutuskan untuk masuk ke ruang PDKB. Kepanjangan PDKB tahu kan?? Ituloh, Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan. Jadi para petugas yang melakukan pemeliharaan, pengecekan, atau penggantian alat pada saluran transmisi SUTET, SUTT, ataupun SUTM mengerjakannya hal tersebut tanpa pemadaman listrik. Bisa dibayangin gak “keren” nya gimana tuh.
Ternyata para “pasukan” PDKB Sumatera, khususnya Palembang, tepatnya yang kami temui tadi pagi ini masih muda-muda loh. Umurnya mungkin lebih tua dua atau tiga tahun dari saya. Mereka bilang bahwa mereka ini direkrut dari penerimaan D1, yang kemudian diberi pelatihan khusus.



Sebenernya ruang PDKB yang kami datangi ini merupakan gudang tempat penyimpanan alat-alat kerja mereka. Namun saking tertata rapinya, dan bersihnya ruang serta alat-alat tersebut, kami kira ini meruapak show room alatnya saja. Kakak-kakak tersebut bilang bahwa alat-alat ini harus benar-benar dijaga kebersihan dan kondisinya. Karena untuk benar-benar memastikan bahwa alat-alat tersebut dapat menjamin mereka aman saat bekerja. Dari penjelasan tadi pagi kami juga memperoleh informasi bahwa, semakin tinggi tegangan maka ruang gerak petugas saat bekerja di saluran transmisi tersebut semakin luas. Jadi lebih “leluasa” bila di tegangan ekstra tinggi.

Setelah merasa cukup dengan berbagai informasi yang kami peroleh mengenai PDKB dari ruang ini, kami lalu memutuskan untuk kembali ke kantor TRAGI. Tapi begitu sampe kantor, ternyata lempeng tembaga tadi sudah tidak ada. Karena penasaran apa ada yang nyuri itu tembaga atau gimana, jadi kami tanyain ke satpam. “Pak, lempeng tembaga yang mau dipotong disini tadi mana pak?”, “Oh, udah dibawak ke GI Talang Ratu, mau dipotong disana tadi katanya”. Yahhh,, ternyata karena keasikan bertanya dan melihat video rekaman saat mereka (kakak-kakak PDKB tadi) kerja, kami ditinggal. Gak asik bener dehh.

Ya udah, kami pun diizinkan masuk ke ruang kantor untuk duduk didalem. Ternyata udah hampir dzuhur, ya udah kami keluar lagi karena mau sholat dzuhur di masjid yang deket dengan kantor TRAGI ini. selesai sholat di masjid, kami pun balik lagi kantor. Ketika lagi santai duduk didalam, bapak managernya keluar dan bilang: “Ada yang mau ditanyakan buat hari ini?”. Yahh,, apa yang mau ditanyain nih. Kami aja ditinggalin pas mau motong pelatnya, kata saya dalam hati. Seolah bisa baca pikiran saya (hiperbola dikit :D ), bapak managernya langsung bilang: “Gak perlu lah, kalian ikut ke GI Talang Ratu tadi. La wong cuma mau motong pelat aja. Mungkin besok kalian pas mau masang alatnya aja baru ikutan”. Emang ada aja hikmahnya semua kejadian kami selama KP ini.

Gak beberapa lama kemudian, mobil yang membawa rombongan untuk memotong plat ke GI Talang Ratu tadi kembali. Mereka telah menggotong pelat tadi yang udah dipotong dan dipress dengan mur dan baut. Setelah mendengar sedikit penjelasan lagi, lalu dari staff tadi bilang, “Habis ini gak ada kegiatan pengerjaan lagi deh. Mungkin baru besok bakalan ada pengerjaannya lagi. Jadi kalo kalian mau pulang duluan, ya udah gak apa-apa”. Oke, perintah diterima. Habis itu kami langsung siap-siap buat pulang, lalu pamitan dengan para staff di kantor.
Selengkapnya...

Sabtu, 06 Agustus 2011

"Mulai Sekarang Kalian Tugas di TRAGI Boom Baru"

Seperti yang saya ceritakan diakhir postingan KP hari ketiga kemarin, hari ini kami disuruh menghadap ke manager UPT Palembang. Gak cuma kelompok saya aja, tapi kelompok satu lagi yg bagian transmisi di GI Sungai Juaro juga disuruh ngadep. Perasaan sedikit cemas masih menghantui, ini kami disuruh menghadap manager (garis bawahin, manager) ada apa ya?Apa ada kesalahan administrasi, selama KP 4hari di GI, atau gimana nih?? Ya udah dengan perasaan harap-harap cemas, kami masuk ke gedung UPT Palembang.



Yang namanya menghadap seorang pejabat tentunya kita gak bisa seenaknya langsung ketok pintu ruangannya donk. Ada prosedurnya. Begitu pula dalam menghadap manger UPT hari ini. Jadi setelah masuk ruangan, kami menghadap pak satpam dulu, terus satpamnya menghubungi bapak managernya atau sekertaris atau siapalah kami gk tw pasti juga, habis itu kami disuruh nunggu bentar, baru deh kami diajak ke ruang manager di lantai 2. Pas di lantai 2 kami harus nunggu dulu bentar lagi, satpamnya mau kasih tw kalo kami udah di lantai 2 dulu. Ya udah beres, dipersilahkan deh kami masuk ke ruang manager.

Begitu masuk (abis ngucapin salam tentunya), kami langsung menyalami bapak managernya. Pertanyaan yang pertama adalah, “Kalian dari mana?” . “STT-PLN Jakarta, pak”. “Yang non reguler atau yang reguler?”. “Yang non reguler pak”. Setelah nanyain itu, mulai deh pembicaraan masuk ke inti permasalahan yang dituju. Secara rinci pembicaraan yang kami bicarakan dengan bapak manager tidak bisa saya tampilkan disini. Selain bakalan manjangin ini postingan, rahasia perusahaan euy ( gayanya,, udah bisa bilang rahasia perusahaan segala). :)

Tapi intinya bapak manager menanyakan rincian tugas harian, pokok-pokok tugas apa, dan dititik beratkan kemana tujuan KP kami ini. Setelah diurus, langkah selanjutnya kami disuruh menysusun sendiri gambaran rencana tugas harian, lalu menemui manager TRAGI Boom Baru. Oh iya, ada satu pesan yang bapak manager UPT sampaikan pada kami: Safety first ! Utamakan keselamatan ! Kalian berada dalam lingkugan kerja bertegangan tinggi.

Selesai menghadap bapak manager UPT, kami pamit untuk keluar ruangan. Langkah kami pertama setelah keluar ruangan adalah menuju tangga, karena pintu keluar ada di lantai satu. Hehehehe (becanda, intermezo dikit lah :D ). Jadi setelah keluar ruangan, kami langsung menyusun gambaran rencana tugas harian yang kami atur sendiri, dimana dalam 3 minggu yang tersisa kami harus membagi antara mengikuti tugas pemeliharaan dan tugas operasional. Selesai, langkash selanjutnya adalah nyari tempat yang bisa ngeprint. Nanya sama temen-temen yg rumahnya deket UPT ternyata gk bisa semua. Ya udah, berarti harus cari rental komputer nih. Setelah dicari-cari, ehh gak nemu. Adanya warnet, bisa ngeprint juga sih. So, no problemo.

Setelah hasil print diangkat dari printer, siap-siaplah kami segera bertolak ke TRAGI Boom Baru (mumpung masih anget nih kertasnya, hahaha). Pas kami berangkat menuju TRAGI, jam sudah menunjukkan pukul setengah 12 siang. Berarti setengah jam-an lebih dikit kami yang cowok waktunya sholat Jum’at nih. Tapi berhubung temen saya yg bawak mobil adalah seorang driver handal, dan navigator beserta crew yang ikut serta telah memahami medan dg sangat faseh, lancar cepat selamat lah kami sampai tujuan (hiperbola dikit yow ;))

Begitu sampe TRAGI Boom Baru, sama seperti di UPT, kami melapor ke satpam dulu barulah kami menghadap bapak managernya. Begitu masuk ruang manager, ternyata bapak managernya masih muda oyy. Salut deh sama bapak ini, mudah-mudahan saya minimal bisa sehebat bapak ini. Aamiin.

Setelah menyampaikan maksud kedatangan kami, dan menceritakan semuanya, bapak managernya sempat bilang, “Wah, berarti kalian ini calon-calon junior saya donk”. Dengan kompak kami senyum dan langsung menyamakan suara: aamiiin.

Berhubung sudah masuk waktunya sholat Jum’at, sebelum closing pertemuan ini bapaknya bilang, “Mulai sekarang kalian tugas di TRAGI Boom Baru. Sehabis sholat Jum’at ini ada pengecekan alat, jadi nanti kalian udah mulai bisa ikut keliling.” Siap pak !!

Yakk, waktunya sholat jum’at. Gak perlu lah saya masukin juga isi khotbah Jum’at nya di postingan ini kan. Hehehe. Pokoknya habis sholat Jum’at kami balik lagi ke kantor, dan sebelum berangkat, ada sedikit pengenalan tentang penyaluran dan pengaturan beban listrik (dalam hal ini transmisi) khususnya di Pulau Sumatera. Dari penjelasan bapaknya, kami dapat informasi bahwa ada sedikit perbedaan baik dalam sistem ataupun secara oraganisasi antara P3B Sumatera dengan yang ada di Pulau Jawa. Selain itu juga, kami baru mengetahui bahwa tarnsmisi di Palembang ini dibuat sistem ring. Dimana ada ring dalam dengan tegangan 70 kV, untuk wilayah kota Palembang ; dan ring luar dengan tegangan 150 kV, untuk memasok listrik di wilayah luar kota Palembang serta membackup ring dalam tadi. Tapi ring luar ini masih belom utuh, maksudnya masih terputus di daerah Mariana.

Sehabis pembekalan materi, langsung deh kami berangkat ke tempat yang akan dilakukan pengecekan alat, yaitu: GI Sungai Juaro dan GI Seduduk Putih. Okeh, selesai deh perjalanan kita hari ini. Jadi, mulai Senin nanti, “basecamp” kami pindah ke TRAGI Boom Baru. Sabtu dan Minggu libur dulu ya.

Oh iya penutupnya nih, dari tadi ngomongin TRAGI. Buat saya sendiri baru dengar istilah ini beberapa hari yg lalu, tapi gak tau kepanjangannya itu apa. Nah, bagi yang juga belom tahu, ini saya kasih tau deh biar gak penasaran. TRAGI itu singkatan dari: Transmisi dan Gardu Induk.

Ok, see you in next week guys :)
Selengkapnya...

Jumat, 05 Agustus 2011

Ilmu Dari Operator Senior Emang Beda

Pagi kemarin di KP hari keempat (berhubung saya bikin ini post udah subuh), gak ada yg terlalu beda dengan pagi-pagi sebelumnya. Cuma yang sedikit beda saya disuruh mindahin parikiran dari samping gudang. Kata bapak yg jadi cleaning servicenya ada mobil operator yang mau datang. Awalnya saya pikir mungkin operator khusus, yang cuma datang pada hari tertentu saja. Jadi motor saya parkir di bawah pohon cemara deh.

Begitu masuk ruang kontrol,langsung ketemu kakak operator yang shift kemarin. Otomatis kami langsung nanya, “Habis kami balek kemaren, ado gangguan lagi dak kak?” . “Iyo ado, duo penyulang di trafo I kemaren trip lagi”. Begitu dilihat dari catatannya, ternyata gangguannya terjadi sekitar pukul 17.40 WIB. Beginilah jadi operator, bakal repot banget kalo ada gangguan. Ngurusin panel kontrol yang berubah dan harus dinormalkan, laporan dan koordinasi ke unit lain, belom lagi kalo orang dari pembangkit ngomel gara-gara tegangan sekunder trafonya berubah. Sekedar informasi, pada trafo II tegangan sekunder normalnya 20 kV. Begitu terjadi gangguan tegangan ini bakalan berubah. Batas naiknya paling tinggi 20,3 kV. Jadi ceritanya kemarin tegangannya naik sampe 20,5 kV. Langsung deh dikontak oleh PLTG Musi 2, katanya tinggi banget. Ya udah kemarin jadi belajar cara nurunin tap changer trafo deh.

Yang paling parah ya kalo pelanggan yang marah. Kan pelanggan harus diutamakan. Andai para pelanggan diluar sana tahu, betapa PLN itu sangat tidak ingin adanya pemadaman. Andai pelanggan tahu, betapa ruar biasa repot dan kewalahannya para teknisi PLN saat terjadi gangguan. Dimana yang namanya gangguan bisa datang kapan saja, dimana saja, dalam bentuk apa saja, dan memberikan dampak yang sangat beragam. Yakk, cukup berandai-andainya. Sekarang mari kita lakukan yang terbaik demi kebaikan kita bersama :)

Lanjut ke cerita bersama operator senior di KP hari keempat kemarin. Begitu bapaknya masuk ke ruang kontrol untuk pergantian shift, ternyata bapak itu adalah bapak kami ketemu di KP hari pertama tapi cuma sebentar. Dengan bapak ini kami belajar banyak hal, mulai dari hal-hal teknis di GI Bukit Siguntang, ilmu-ilmu teknis secara umum di PLN, berbagai data yang harus dicek oleh operator di GI Bukit Siguntang yang selama 3 hari kemarin kami belom tahu, belajar menganalisa penaikan tap changer yang kami lakukan, perhitungan losses dan voltage drop dari data yang tersaji langsung dilapangan, hampir dikasih duit 100 rb kalo “tantangan” yang dikasih tepat sasaran, penjelasan konsep enterprenure secara umum biar jadi kaya, hingga cerita pengalaman bapak ini selama di PLN. Kalo mau secara rinci ilmu yang didapet kemarin mau ditulis, mungkin bisa jadi makalah. Jadi secara umum gitu aja lah ya. Hehehe

Nah tadi pagi yang beda juga, tiba-tiba pas telpion kantor bunyi dan diangkat sam petugas, bapak petugasnya bilang, “Dek ini ado telpon dari UPT Seduduk Putih untuk kalian”. Ya udah saya yang terima telpon. Begitu saya terima telpon saya ditanya dengan siapa saya ditanya, ya udah saya jawab: Al-Amin Putra Pratama Ma’ruf [untuk gk kusebutin sekalian sama Bin nya, hehehe]. Lalu bapak yang diujung telpon yang lain bilang bahwa saya dan teman-teman kelompok saya besok disuruh ke UPT Seduduk Putih, jam 9, untuk menemui manager nya. Jadi besok gak perlu ke GI Bukit Siguntang dulu. Habis itu bapaknya minta telponnya dikasihkan ke bapak supervisor GI Bukit Siguntang. Selesai ngomong, telpon pun ditutup. Bapak supervisor langsung bilang: “Besok kalian ke UPT Seduduk Putih, jam 9, tolong kasih tau yang lain”. Siap komandan !!

Kembali lah saya ke ruan kontrol dan menyampaikan isi berita dari telpon tadi pada teman-teman saya. Mendengarkan berita saya tadi bapak operator seniornya bilang, “Ahh,, mungkin kalian mau dikasih duit SPJ. Hahaha”. Aamiin :)
Tapi kenyataannya, sampe sekarang kami gak tahu, ada apakah gerangan hingga kami disuruh menghadap manager UPT ??? Mudah-mudahan “do’a” pak operator senior terkabul, atau paling gak kami gak kena masalah or something trouble lah. Aamiin

So, wish us luck for today guys.
Selengkapnya...

Kamis, 04 Agustus 2011

Setitik Senyum di Atas Banyak Rugi dan Gangguan

Setelah menyelesaikan ketikan hari kedua KP yang saya buat subuh, tepatnya habis sahur, saya jadi tertarik untuk sedikit merapikan tampilan blog saya ini. Gak banyak yang diubah sih, cuma ngatur posisi widget dan nambahin Twitter Badge. Pas lihat jam ternyata udah hampir jam 7. Ya udah saya siap-siap untuk berangkat ke Gardu Induk.

Begitu sampe di GI, waktu udah menunjukkan pukul 8 lebih 5 menit. Jadi saya langsung masuk ke ruang kontrol dengan teman-teman kelompok saya. Ketika melihat jadwal harian, ternyatauntuk jam 8 beban harian nya belom dicatat. Berhubung waktunya udah lewat dikit, ya udah saya langsung catat aja. Setelah mencatat arus dari sisi masukan, saya langsung menuju ruang kubikel 15 / 20 kV untuk mencatat arus pada beberapa penyulang.

“Jackpot” kecil ternyata sudah menunggu saya di salah satu kubikel penyulang untuk transformator I (15 kV). Ketika saya mengecek tanda plus atau minus, ada sedikit yang aneh. Diatas label k (kilo), ada tanda strip ( - ). Berhubung selama dua hari KP ini kami, terutama saya, belum pernah ketemu tanda minus otomatis saya bingung. Yang dimaksud minus oleh kakak operator dalam penjelasan hari pertama itu tanda ini bukan ya ?? Saya jadi ragu soalnya kalo memperhatikan data dari dua hari kemarin dan data sebelumnya, untuk pagi seperti ini jarang keluar arus minus. Jadi saya catat dulu angkanya di formulir harian, dan tanda tadi saya catat terpisah. Begitu masuk ruang kontrol, saya langsung menyanyakan dengan operatornya perihal simbol ini. ternyata benar, simbol ini artinya minus yang artinya penyulang ini dalam posisi import dan daya diambil PLTG Musi 2, dengan kata lain GI ini rugi.

Awalnya sih seneng bisa dapet jackpot dipagi hari gini. Tapi setelah mendengar penjelasan dari kondisi tersebut, yahh jadi sedikit sedih sih. Tapi gak apalah, buat bahan pembelajaran juga. Lagi pula saya pikir palingan sebentar lagi bakalan jadi plus. Sayangnya tebakan tebakan saya salah, tanda minus ini terus berlangsung hingga sore hari bahkan sempat naik tinggi dan turun lagi.

Sekitar jam sepuluh, kami ikut supervisor masuk ke switch yard dan berkeliling guna mendengarkan sedikit penjelasan mengenai isi GI Bukit Siguntang ini. Beberapa informasi yang saya catat dan dapat saya tulis disini yaitu kalo GI blackout, trafo pemakaian sendiri (PS) dulu lah yang harus dinormalkan. Karena bagaimana GI ini mau melayani penyulang-penyulang yang ada, kalo alat operasinya saja tak mendapat daya untuk dioperasikan.



Setelah dari switch yard, kami masuk ke ruang kubikel 20 kV yang menangani transformator II. Disini kami melihat dan mendengarkan penjelasan mengenai relay-relay pengaman dan beberapa informasi lainnya. Salah satu informasi mengenai GI ini yang saya dapat saya tulis disini adalah kemampuan penghantar GI Bukit Siguntang ini yaitu 2 x 600 A, dengan tegangan operasi 70 kV, dan cos ᶲ rata-rata 0,89 maka pembebanan daya maksimum yang dapat dilakukan penghantar adalah:
P = √3.V.I.cos ᶲ

Setelah dihitung maka hasilnya adalah 129,48 MW [CMIIW -> correct me if I wrong].
Disini jadwal KP kami sampai jam 4 sore, maka seperti biasanya sebelum jam 4 kami sudah mulai siap-siap untuk pulang dengan sebelumnya mencatat beban untuk jam empat. Tapi ternyata Allah SWT ingin memberi kami sedikit pelajaran sebelum pulang, dan saya anggap ini sebuah “jackpot” yang cukup besar :).

Ketika sholat ashar yang sedang saya jalankan tinggal salam aja, tiba-tiba terdengar suara alarm. Saya langsung sadar, dari penjelasan kemarin alarm bunyi berarti ada gangguan dan kemungkinan ada PMT yang trip. Begitu selesai sholat saya langsung lari ke ruang kontrol tanpa pake sepatu, dan ternyata emang bener kakak operator dan teman-teman saya udah gak ada, kemungkinan udah menuju ruang kubikel untuk mengecek gangguan yang terjadi.

Begitu saya selesai pake sepatu ternyata mereka udah keburu balik lagi ke ruang kontrol, dan temen saya bilang: “Sayang kamu tadi gak ikut kami masukin PMT nya [sambil senyum-senyum kemenangan]”. Ahhh,, bener-bener kejadian langka yang saya lewatkan. Tapi apa boleh buat, namanya juga lagi sholat. Saya sempet bilang, “Ya udah balik lagi yuk turunin lagi PMT nya.” Dengan santai teman saya menjawab, “Ooo,, tidak bisa ! [sekarang sambil cengengesan]”. Iyya sihh emang gk mungkin bener, masa’ mau dilepas lagi PMT nya [odonk !!]. Tapi belom kering bibir saya dari berucap [hiperbola dikit], alarm bunyi lagi, emang dasar Allah SWT mau nyiapin jackpot utamanya pas ane selesai sholat kali ya, hehehe. Refleks saya bilang,, “iyess bunyi lagi [gantian saya yg senyum]”. Ehh langsung dibales temen saya, “wah jahat nih orang, masa’ ada gangguan seneng [tetep aje sambil senyum-senyum]”.

Ya udah kami balik lagi ke ruang kubikel dan memperhatikan bagaimana langkah-langkah yg dilakukan kakak operatornya dalam mengatasi gangguan yang terjadi. O iya, perlu digaris bawahin kami senyum-senyum seneng bukan berarti kami girang ada gangguan dan lihat orang bakal kena pemadaman. TAPI, kami cuma ingin mendapat ilmu apa yang akan dilakukan operator bila menghadapi gangguan seperti ini.

Gak berapa lama, ehh alarm bunyi lagi, agak lebih keras dan terdengar bukan cuma satu pulak. Ya udah balik lagi lah kami ke ruang kubikel, ternyata kali ini dua penyulang yang ditangani oleh Transformator II yang bunyi. Langsung deh kakak operatornya melakukan SOP nya, melakukan tindakan di kubikel dan koordinasi ke UPB melalui HT. Sedikit informasi bahwa, kondisi cuaca diluar saat terjadi gangguan ini diawali dengan berangin yang cukup deras dan dilanjutkan dengan hujan yang gak terlalu besar.

Dari keadaan ini kami belajar dan mengetahui, betapa gangguan itu bisa terjadi kapan saja (gak peduli kamu lagi sholat pun), apa saja yang harus dilakukan oleh operator pada alat, bagaimana sibuknya operator saat terjadi gangguan, dan benar-benar perlu ketenangan seorang operator dalam mengatasi gangguan yang terjadi.

O iya, jackpot laen yang saya dapat sore tadi adalah saya dapat kesempatan muter salah satu switch yang berhubungan dengan PMT yang trip di penyulang transformator I yang udah dimasukkan tapi itu switch agak error jadi gak naek secara otomatis. Alhamdulillah dapet pengalaman lagi :).
Selengkapnya...

Rabu, 03 Agustus 2011

Hari Ini Saya yang Dapat Jackpotnya

Sebenernya agak sedikit gak pas kalo judul diatas saya tulis hari ini, karena saya nulis ini post udah masuk hari ketiga. Tapi gak apalah, anggap aja masih hari kedua ya :). Jadi judul diatas hari ini = hari kedua KP nya.

Kita mulai dari pagi harinya. Begitu sampe di kantor [subhanallah, udeh bisa bilang kantor :D ], ternyata dua temen sekelompok saya yang lain udah pada sampe duluan. Tapi saya telatnya gak terlalu lama loh, palingan beda 2 – 3 menit lah dari mereka. Ternyata yang udah duduk diruang kontrol bukan bapak supervisornya kayak kemaren, melainkan kakak operator yg kemaren nemenin dan ngasih penjelasan ke kami. Kakaknya kelihatan rada kusut gimana gitu, belom mandi kali. Soalnya di GI Bukit Sigungtang ini shiftnya agak beda dengan shift yang saya tahu. Biasanya kan shift itu 24 jam dibagi 3 atau 4 untuk 1 orang / kelompok, dan dirotasi tiap 3 atau beberapa hari sekali. Kalo di GI ini shiftnya 24 jam full, tapi setelah itu libur sehari baru masuk lagi.

Berhubung kami datangnya udah jam 8 lewat dikit sih, jadinya jadwal harian yang untuk jam 8 sudah dicatat duluan. Ya udah, berarti kami harus nunggu 30 menit lagi untuk mencatat beban harian berikutnya. Sambil nunggu kami sedikit berbincang dg kakak operatornya. Tapi gak beberapa lama kemudian kakaknya udah siap-siap buat pergantian shift. Ok, It’s to take a rest guys. Setelah semaleman berduaan sama kubikel [sebenernya gk cuma satu kubikelnya, ada banyak].

Dengan kakak operator yang hari ini kami banyak nanya ini itu. Mulai dari hal yang kecil (jarum penunjuk yg ada di kubikel), sampe hal yang besar (trafo daya yang ada diluar). Selain itu kami juga sedikit belajar ngitung pake rumus dasar yang dipelajari di kampus. Rumus buat ngitung daya: P = √3.V.I.cos ᶲ
Kami ngitung daya yang ada ditrafo. Dimana arus didapata dari penyulang, tegangan di sisi sekunder, dan cos ᶲ rata-rata nya 0,89.

Tapi rekan-rekan mahasiswa sekalian mungkin mikirnya kami ngitung pake scientific kalkulator mahal yg harganya samep 250 rb kalo di Gramedia, tapi bisa dapat 130rb kalo di Glodok, namun sayangnya sangat rawan hilang. Maaf tebakan rekan-rekan sekalian salah. Kami ngitungnya pake kalkulator dg tombol besar yang kalo kata orang Palembang, kalkultor bibik sayur. Hahaha. Ini loh barangnya:



Terus jackpot yang dimaksud dijudul apaan sehh??
gini loh, kan biasanya anak yang lagi KP itu pingin banget ketemu masalah atau gangguan biar mereka bisa tahu apa yg harus dilakukan ketika terjadi gangguan. Dan hari ini saya yang dapat jackpot tersebut. Hehehe.

Jadi ceritanya pas giliran saya mencatat beban harian yang 30 menit sekali itu, masuklah saya ke ruang kubikel trafo daya pertama. Ketika melihat pembacaan arus pada salah satu kubikel untuk salah satu penyulang, ada sedikit yang aneh. Langkah pertama untuk membaca arus pada kubikel ini adalah melihat apakah pada posisi + atau -. Lalu barulah membaca nilai arusnya. Tapi pas saya cek sampe tiga kali, bukan + atau -, tapi pas bener 0. Ya udah saya biarin aja. Nah yang lebih aneh lagi, nilai arusnya itu kecil banget cuma 3 A. Padahal biasanya bisa tembus sampe diatas 30 A. Ya udah saya catat aja berdasarkan apa yang saya lihat deh.

Habis dari ruang kubikel saya balik ke ruang kontrol buat ngelaporin sama operatornya. Tapi belom sempat saya bilang sesuatu ke operatornya tiba-tiba ada panggilan masuk. Mereka menginformasikan bahwa PLTG Musi 2 hari baru saja dimatikan karena ada pengerjaan penghantar. Langsung saya nyambung, pantesan pembacaan arusnya jadi kecil gitu. Sama operatornya kami balik lagi ke ruang kubikel, dan melakukan pengecekan lagi, dan ternyata emang bener itu penyebabnya.

Lalu kakak opertornya menyuruh kami untuk menghitung manual jumalah daya yg ada dari ketiga kubikel untuk menunjukkan bahwa memang nilai tersebut benar. Setelah dihitung ternyata, ya emang bener nilainya harus segitu. Dan resiko ada pembangkit yg dimatikan, otomatis ada sedikit pemadaman listrik lah. We’re so sorry.

Ok deh, saya anggap ini sebuah jackpot karena kejadiannya pas banget di giliran saya. Mudah-mudahan hari ini [saya ngetik post ini subuh hari ketiga nih], saya bisa mendapat ilmu lebih banyak lagi. Tapi gak maksud ngarep ada gangguan lagi loh, cuma ngarep dapet ilmu baru aje :D
Selengkapnya...

Senin, 01 Agustus 2011

PDKT Sama Kubikel di Hari Pertama KP

Setelah sekian sekian lama vakum dari dunia blogging, akhirnya [setidaknya] untuk malam ini saya memutuskan kembali ke sebuah tempat dimana dulu pernah sempat membuat saya “jatuh cinta” untuk menuangkan semua isi pikiran saya. Hmm,, mungkin ini sedikit intermezo dari sekembalinya saya ke blog saya tercinta ini. Welcome hom to me 

Tentang judul diatas, PDKT !!?? sama Kubikel !!?? maksudnya apaan nih.
Ya seperti anda semua tahu lah [walopun saya cuma tahu dikit sih], PDKT itu singkatan dari pendekatan maksudnya lagi usaha mendekatkan diri sama target yg dituju gitu [CMIIW ]. Nah dari judul diatas kan udah terlihat tuh, dihari pertama KP ini saya PDKT sama si ‘Kubikel’. Seberapa cantik sih kubikel sampe mw kamu deketin ?? Eitss, tunggu dulu kubikel itu bukan nama orang loh, tapi nama peralatan yg ada didalam ruang kontrol Gardu Induk.



Jadi ceritanya gini, begitu datang di tempat KP saya yaitu di Gardu Induk Bukit Siguntang, Palembang, saya dan teman kelompok saya langsung menemui seorang bapak yg ada dipintu masuk. Kami lalu menyampaikan maksud kedatangan kami kalo kami datang mau memulai KP sesuai dengan yg udah disepakati sebelumnya. Okelah gak ada masalah, lalu kami langsung disuruh masuk ke dalam untuk menemui supervisor GI Bukit Siguntang untuk konfirmasi.

Begitu buka pintu pertama, ternyata langsung ruangan tempat dimana kubikel ini berada dan agak berantakan karena sedang dlm renovasi. Emang sih sebenernya kami masuknya bukan dari pintu depan, tapi dari pintu samping. Ya udah, lanjutlah kami jalan. Begitu liat ada pintu lagi, saya pikir mungkin ini ruang supervisor nya, tapi kok malah ketemu kubikel lagi?? Tapi-nya lagi itu ya, begitu saya liat didepannya kubikel itu ternyata ada meja. Oh ternyata ruangannya gabung sama tempat kubikel diruang kedua ini.

Emang sih, GI Bukit Siguntang ini gk terlalu besar, jadi efisiensi ruangnya pun sedemikian rupa hingga memungkin kan operator bisa memantau beberapa kubikel sekaligus meng-input data pada komputer pada saat yg bersamaan. Kami pun menemui supervisornya diruang ini dan mendapat sedikit pengarahan umum juga diruang ini. Setelah sekitar setengah jam lebih sedikit mendapat pengarahan, lalu bapak Supervisornya memeperkenalkan sekaligus “menyerahkan” kami pada operator yg sedang menjalankan shift pagi ini.

Tugas pertama kami hari ini, gak jauh-jauh dari kubikel yg emang letaknya gk jauh alias dekeet bener sama kami. Yaitu mencatat beban harian berupa arus yg terbaca pd alat indikator pada beberapa kubikel baik pada sisi terima maupun dibeberapa penyulang. Arus-arus ini dicatat setiap 30 menit sekali, lalu setiap 3 jam ditambah pencatatan suhu transformator daya yang ada diluar. Beruntungnya, hari ini merupakan jadwalnya pencatatan salah satu komponen yg bulanan yg notabene dicatat sebulan sekali.



Yak, inilah sedikit cerita mengenai tugas kami dihari pertama ini bersama kubikel. Mudah-mudahan pendekatan yang kami lakukuan pada kubikel hari ini hasilnya baik, supaya kubikel-kubikel ini mau “bersahabat” dengan kami untuk sebulan kedepannya.

Selengkapnya...

:: My Banner ::

:: Followers ::

:: My Community ::

Komunitas Blogger WongKito Kaskus Blogger Community
-

:: My Twitter ::

 

[Get Widget]